Sunday, April 8, 2007

PERANAN PENELITI DALAM PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI CABAI MERAH

(Ditinjau dari Perspektif Komunikasi Pembangunan)


PENDAHULUAN
DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan suatu mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan yang memungkinkannya berkembang serta lambang-lambang fikiran bersama-sama dengan alat-alat untuk meneruskannya dalam ruang dan menyimpannya dalam dimensi waktu (Kincaid dan Schramm, 1978 dikutip dari Cooley, 1909). Telah banyak definisi mengenai komunikasi yang dilatarbelakangi berbagai perspektif : mekanistis, sosiologistis, dan psikologistis.
Komunikasi merupakan suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Proses ini dan kaitan hubungan yang ada diantara pasa peserta dalam proses. Komunikasi bukan merupakan jawabannya sendiri, tetapi pada hakekatnya merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerusan rangsangan dan pembangkitan balasannya (Kincaid dan Schramm, 1978 dikutip dari Cherry, 1957).
Effendy (2000) mengatakan bahwa hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yakni pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang (komunikator kepada orang lain/komunikan) untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media yang terdiri dari komponen-komponen yang meliputi : komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain bertujuan agar orang lain tersebut mengetahui dan mempunyai pengertian yang sama tentang hal yang dikomunikasikannya.
Komunikasi ditimbulkan oleh adanya keperluan untuk mengurangi ketidakpastian, keperluan untuk bertindak secara efektif. Komunikasi juga ditimbulkan oleh adanya keperluan untuk mempertahankan atau memperteguh keakuan. Komunikasi terhenti, jika makna-makna yang sudah ada cukup lengkap dan dimulai lagi jika diperlukan makna-makna yang baru (Kincaid dan Schramm, 1978 dikutip dari Barnlund, 1962).

PENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI CABAI MERAH
Pengembangan inovasi teknologi cabai merah pada dasarnya merupakan salah satu bentuk program yang bertujuan untuk mencari cara atau upaya meningkatkan standar hidup petani di daerah dataran sedang melalui perbaikan usahatani dengan memperkenalkan suatu inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Dilibatkannya peneliti di dalam progam tersebut dimaksudkan agar proses transfer teknologi kepada petani tersebut dapat berjalan dengan lebih cepat dan merupakan salah satu bentuk usaha untuk menemukan suatu pola penyebaran teknologi pertanian secara efektif dan efisien. Yang diharapkan adalah dengan penggunaan teknologi tepat guna dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan petani. Dengan demikian dalam memberikan tanggapannya petani lebih berorientasi pada kebutuhan dan harapan mereka bukan hanya sekedar pada kepentingan pemerintah (Badan Litbang Pertanian, 2002).
Untuk mewujudkan program pengembangan inovasi teknologi pada usahatani cabai merah, diperlukan beberapa faktor yang dapat mendukung keberhasilan tersebut. Terdapat empat faktor penggerak pembangunan pertanian yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan. Keempat faktor tersebut harus saling menunjang sehingga tidak hanya penerapan inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan di tingkat petani, namun perlu juga diimbangi dengan pengelolaan sumberdaya alam, manusia dan kelembagaan. Dari keempat faktor tersebut peneliti adalah merupakan sumberdaya manusia yang merupakan faktor penggerak pembangunan pertanian. Dalam pengembangannya cabai merah membutuhkan inovasi teknologi untuk itu peranan peneliti sangat diperlukan.

TUJUAN DAN MANFAAT
Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Peranan Peneliti dalam Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah ditinjau dari Perspektif Komunikasi Pembangunan yaitu Kredibilitas Peneliti Sebagai Salah Satu Sumber Informasi Inovasi Teknologi pada Salah Satu Program Pembangunan dalam sektor Pertanian yaitu Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah. Dengan mengambil literatur dari berbagai sumber yang cukup relevan, diharapkan makalah ini dapat bermanfaat khususnya para peminat studi komunikasi, pada umumnya pembaca yang ingin mendapatkan informasi mengenai komunikasi dalam pembangunan.

KERANGKA TEORITIS
Model komunikasi yang akan digunakan untuk menganalisis fenomena yang ada adalah dengan menggunakan Model S-M-C-R atau dikenal dengan Model Berlo. Masing-masing unsur komunikasi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan (Berlo, 1960).
1) Source (Sumber atau Komunikator)
Sumber adalah adalah berupa seorang manusia atau sekelompok manusia dengan suatu maksud atau tujuan , alasan untuk melaksanakan komunikasi (Berlo, 1960 ). Sumber berarti juga sebagai tempat keluar atau dari mana suatu berasal. Dengan mengetahui tempat sesuatu berasal atau sumbernya akan dapat diketahui kelayakan sumber tersebut ( Joko dalam Moryanto Ginting : 1996))
Sumber dapat bersifat individual, sekelompok manusia, ataupun yang mewakili lembaga yang menyampaikan informasi dengan tujuan te Sehubungan dengan sumber yang bersifat kelompok atau lembaga, mungkin saja yang menyampaikan informasi satu orang tetapi yang bersangkutan mengatasnamakan kelompoknya ataupun lembaganya. Seperti yang dikemukakan (Berlo : 1960 ) bahwa seorang individu mungkin mempunyai peranan dalam dua puluh sampai lima puluh kelompok atau lebih. Ia menduduki posisi dalam setiap kelompok, dia melakukan tingkah laku dalam setiap kelompok.
Dalam konteks yang demikian individu yang mengatasnamakan kelompoknya pada saat ia menyampaikan informasi maka individu tersebut mengidentifikasikan dirinya pada kelompok tersebut. Demikian juga apabila individu yang sama tersebut berbicara mewakili kelompok lainnya maka ia juga melakukan hal yang sama.. Sumber informasi yang potensial dapat bersifat individu atau instansi. Instansi atau lembaga seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, media massa, atau instansi yang terkait dengan informasi. Yang dimaksud dengan sumber dalam pembahasan ini adalah sumber informasi.
Kredibilitas Sumber. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Menurut Pareek (1996), salah satu faktor untuk membangun hubungan kepercayaan antara komunikator dan sasaran komunikasi, adalah kredibilitas sumber yang didefinisikan oleh Effendi (1998) sebagai paduan otoritas dengan sifat yang dimiliki komunikator ketika ia menyampaikan suatu pesan tertentu, baik secara lisan maupun tertulis, agar sasaran menaruh kepercayaan kepadanya. Kredibilitas sumber sebagai suatu evaluasi kemampuan yang dapat dipercaya dari penerima suatu sumber dalam situasi khusus.
Salah satu persepsi masyarakat yang sangat penting dalam menilai sumber komunikasi, apakah mereka dapat dipercaya (credible) atau tidak. Kredibiltas mengenai sumber mencakup kejujuran (honesty), keramahan (friendliness) dan menyenangkan. Untuk lebih jelasnya mengenai kredibilitas sumber komunikasi ini dijelaskan bahwa kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang sifat-sifat komunikator. Jadi kredibilitas tidak ada pada diri komunikator, tetapi terletak pada persepsi komunikan. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa kredibilitas meliputi : keahlian, kepercayaan, dinamisme dan karisma. Keahlian meliputi : kecerdasan, pengalaman, wawasannya. Kepercayaan meliputi : watak komunikator seperti kejujuran, ketulusan, moral, keadilan dan kesopanan. Sedangkan dinamisme seperti : bergairah, bersemangat, aktif, tegas dan berani.
Suatu sumber informasi dainggap kredibel apabila dapat dipercaya kebenaran dari keterangan yang disampaikannya atau yang diinformasikannya. Sejalan dengan apa yang dikemaukan oleh Verderber (1986) bahwa sasaran akan yakin dan memiliki kepercayaan terhadap informasi yang disampaikan oleh sumber yang dianggap kredibel. Kredibilitas suatu sumber yang dipercaya kebenaran ucapannya bila memandang persoalan berorientasi pada kepentingan sasaran yang didukung dari hasil penelitian untuk menegaskan ide-idenya. Karakteristik kredibilitas sumber, antara lain :
a. Kecakapan
Sumber yang cakap atau kompeten adalah sumber yang berkualitas dan berkemampuan. Mengetahui suatu hal tentang persoalan adalah sumber yang lebih dipercaya oleh sasaran. Data dan fakta diungkapkan dengan jelas dan lengkap, misalnya dengan memaparkan ide-ide atau gagasan yang inovatif dengan bukti yang nyata dan benar, melakukan segala sesuatu dengan penuh perhitungan dan perencanaan yang matang dan sebagainya. Sumber yang memberikan informasi harus kredibel artinya dapat dipercaya dan mengetahui dengan pasti apa yang sedang terjadi atau berlaku di masyarakat.
b. Bertujuan
Sumber tidak mempunyai motif lain, hanya memberikan pernyataan dengan fakta sebagaimana adanya. Sumber yang kredibel dapat dikatakan sebagai sumber yang memberikan pernyataan sebagaimana adanya karena tujuan sumber untuk menjelaskan atau memberikan informasi yang diketahui, dimengerti dan dipahami oleh sumber.

c. Berkarakter
Sumber yang memiliki kejujuran, tekun, terpercaya, dapat diandalkan, kuat, dan setia atau tabah akan lebih dipercaya dan dapat meyakinkan sasaran. Dalam hal ini sumber yang memberikan informasi tidak hanya kredibel, kompeten tetapi lebih akan dipercaya sasarannya bila mempunyai karakter sifat etis dan mental seperti tersebut di atas.
d. Berkepribadian
Sumber yang berkepribadian hangat, ramah, dan perhatian akan menumbuhkan kepercayaan yang kuat dari sasarannya, karena karakter ini menyajikan keseluruhan dari kecenderungan emosi dan perilaku seseorang.
Sumber agar dapat dipercaya dihubungkan dengan teori Berlo (1960) harus memiliki krietaria-kriteria sebagai berikut:
(a). Orang yang memiliki keterampilan berkomunikasi lebih baik akan lebih didengar daripada yang tidak, sebagai ilustrasi seorang pengacara akan lebih didengar jika dia membuat sebuah pernyataan daripada seorang dokter karena kapasitas pengacara untuk berkomunikasi dianggap lebih baik daripada seorang dokter karena kapasitasnya untu menyembuhkan orang sakit.
(b). Orang yang memiliki sikap positif terhadap dirinya, isi pesan dan penerima pesan akan lebih memungkinkan untuk didengar daripada yang memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri, isi pesan dan penerima pesan. Orang akan lebih menghargai sumber yang menyampaikan pesan dengan sikap yang baik, isi pesan yang memiliki nilai dan menghargai penerima pesan.
(c). Orang yang memiliki pengetahuan lebih luas akan lebih didengar dalam penyampaian pesannya daripada yang pengetahuannya kurang atau terbatas. Sebagai ilustrasi apa yang dikatakan oleh seorang profesor akan lebih didengar daripa dan yang dikatakan oleh seorang guru, karena pesan yang disampaikan oleh seorang profesor dianggap lebih kredibel.
(d). Orang yang memiliki status sosial yang dianggap tinggi akan lebih didengar pesan yang disampaikannya daripada pesan ynag disampaikan oleh orang yang memiliki status sosial biasa. Sebagai ilustrasi pesan yang disampaikan oleh seorang ustad atau kepala desa akan lebih didengar daripada pesan yang disampaikan oleh warga masyarakat biasa.
Menurut Subandriyo (2005), salah satu tugas dan kewajiban peneliti (scientist) adalah melaporkan hasil kegiatan penelitiannya kepada masyarakat. Laporan dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan yang dibuat secara lengkap, jelas dan tepat. Sedangkan penelitian itu sendiri adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran tau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber yang dimaksud dalam tulisan ini adalah peneliti sebagai sumber kedua setelah BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian), yang menyatukan unsur penelitian dan penyuluhan di bawah satu atap. Mandat BPTP adalah melakukan pengkajian adaptasi teknologi yang dihasilkan oleh balai-balai penelitian, kemudian menyusun suatu paket teknologi yang siap ditransfer kepada petani atau pengguna yang lain. BPTP merupakan institusi pemerintah yang mengemban fungsi sebagai sumber utama informasi dan penyedia teknologi pertanian spesifik lokasi di tingkat provinsi. BPTP memiliki tugas guna mengkaji atau memodifikasi hasil penelitian balai-balai teknis agar dapat langsung diterapkan oleh petani (BPTP Jawa Barat, 2005), Dengan demikian, BPTP sebagai salah satu unit kerja Badan Litbang Pertanian mempunyai peranan kunci tidak hanya sebagai lembaga penyedia teknologi dan informasi spesifik lokasi, tetapi juga berperan menjembatani proses diseminasi dan adopsi teknologi pertanian. BPTP menyatukan unsur penelitian dan penyuluhan dalam satu atap. Peneliti merupan salah satu ujung tombak BPTP untuk penyebaran informasi dan teknologi kepada petani melalui penelitian-penelitian yang dilakukannya dan melaporkan hasil penelitiannya itu agar dapat diketahui oleh sasaran dalam hal ini adalah petani.
2) Message (Pesan atau Informasi)
Informasi adalah sebagai setiap hal yang membantu seseorang menyusun atau menukar pandangannya tetang alam kehidupan. Dengan kata lain informasi dapat mengurangi keragu-raguan dalam situasi tertentu. Jadi informasi keterangan-keterangan tentang sesuatu yang berfungsi mengurangi ketidakpastian bagi seseorang ( Kincaid dan Schramm dalam Moeryanto, 1996).
Informasi atau pesan yang diampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (content) dan lambang (simbol). Isi pesan adalah sebagai materi atau bahan dalam pesan yang telah dipilih oleh sumber untuk mengatakan maksudnya. Isi pesan yang disampaikan meliputi informasi, kesimpulan yang ditarik dan pertimbangan yang diusulkan (Effendy, 1990).
Selanjutnya Berlo (1960) mnyetakan bahwa pesan sebagai hasil fisik yang nyata dari sumber penyandi yaitu untuk menghasilkan tindakan atau reaksi yang diharapkan. Peneliti adalah salah satu agen perubahan dalam penyebaran informasi di bidang pertanian selain penyuluh.
Informasi ini digunakan untuk memilih teknologi yang paling menguntungkan dan melihat usaha yang paling menguntungkan (Van den Ban, 1999). Sejalan dengan pendapat Mosher (1966) yang mengemukakan bahwa teknologi (teknologi yang selalu berubah) merupakan salah satu syarat mutlak terciptanya pembangunan pertanian. Oleh karena itu teknologi adalah hal yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan pertanian.
Informasi dibutuhkan diantaranya untuk mencari arti sesuatu, mengtasi ketidakpastian, mengetahui cara melakukan atau cara kerja sesuatu. Schramm (1977) yang dikutip Suryantini (2004) mengemukakan bahwa informasi adalah segala sesuatu yan dapat membantu seseorang dalam mengorganisasikan segala aspek dari lingkungannya yang relevan dengan situasi dimana orang tersebut harus bertinda. Dengan demikian, informasi akan membantu dirinya mempermudah membuat keputusan dan merupakan pengetahuan yang dipilih dalam memecahkan suatu masalah.
3) Channel (Saluran atau Media)
Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambang-lambang yang dieprgunakan khusus dalam komunikasi tatap muka face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media nir-massa, misalnya, surat, telepon atau poster. Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bemedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan.
Dalam berkomunikasi sumber harus memilih saluran atau media tertentu untuk menyampaikan pesannya (Berlo, 1960). Dalam hal ini saluran (media) yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya atau menginformasikan mengenai teknologi inovasi cabai merah adalah salah satunya melalui media cetak yaitu leaflet dengan pertimbangan .
4) Receiver (Penerima atau Komunikan)
Komunikasi atau penyebaran informasi harus berjalan efektif. Salah satui teori yang dapat menjelaskan tentang efektivitas komunikasi adalah menurut Berlo (1961) komunikasi akan berjalan efektif apabila ketepatan (fidelity) dapat ditingkatkan dan gangguan (noise) dapat diperkecil.
Sudah belasan bahkan puluhan tahun, teknologi pertanian berusaha untuk memperkenalkan kepada mayarakat (petani), hanya sebagian program yang menunjukkan keberhasilan, bahkan beberapa diantaranya menunjukkan indikasi kurang berhasil. Salah satu hal mendasar yang menyebabkan suatu program kurang berhasil yaitu pembuat program dalam mengkomunikasikan pesannya seringkali mengabaikan kebutuhan dan harapan petani. Jarang sekali seseorang membuka diri terhadap pesan-pesan inovasi jika mereka belum/tidak membutuhkan inovasi tersebut. Atas dasar pernyataan ini, mak peneliti harus jeli mengamati apa yang sebenarnya petani butuhkan agar penelitiannya dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

PEMBAHASAN
Penelitian dibutuhkan untuk menemukan dan mengembangkan teknologi baru yang lebih baik, mendorong pengguna/petani dalam dibutuhkan untuk penyampaian informasi kepada petani dan mengubah perilaku petani. Pembangunan pertanian juga membutuhkan dukungan penelitian dan penyuluhan. Penelitian dibutuhkan untuk menemukan dan mengembangkan teknologi baru yang lebih baik, mendorong pengguna/petani dalam mengadopsi temuan dan membantu penyebarannya. Salah satu agen dalam penyampaian informasi selain penyuluh adalah peneliti. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. : KEP/128/M. PAN/9/2004 tentang Jabatan Fungsional Peneliti menjelaskan bahwa Peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penelitian dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada satuan organisasi penelitian dan pengembangan (litbang) instansi pemerintah. Peneliti berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional dalam melakukan kegiatan litbang pada unit organisasi litbang instansi pemerintah. Tugas pokok peneliti adalah melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peneliti terdiri dari peneliti pertama, peneliti muda, peneliti madya dan peneliti utama (BPTP Jawa Barat, 2005).

ANALISIS SMCR
Pembahasan masalah akan dilakukan dengan pendekatan analisis S-M-C-R sesuai dengan unsur komunikasi yang terlibat dalam Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah.

SUMBER
Dampak kredibilitas sumber yang mewakili kelompok atau lembaga tertentu dapat bersifat positif maupun negatif pada lembaganya. Tapi secara langsung orang yang menyampaikan adalah sasaran yang pertama . Peneliti dalam hal ini merupakan salah satu sumber informasi teknologi yang mewakili Badan Litbang Pertanian untuk melakukan penelitian dan menyebarluaskan informasi yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan yang telah dilak Salah satu persepsi masyarakat yang sangat penting dalam menilai sumber komunikasi, apakah mereka dapat dipercaya (credible) atau tidak. Kredibiltas mengenai sumber mencakup kejujuran (honesty), keramahan (friendliness) dan menyenangkan. Untuk lebih jelasnya mengenai kredibilitas sumber komunikasi ini dijelaskan bahwa kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang sifat-sifat komunikator. Jadi kredibilitas tidak ada pada diri komunikator, tetapi terletak pada persepsi komunikan. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa kredibilitas meliputi : keahlian, kepercayaan, dinamisme dan karisma. Keahlian meliputi : kecerdasan, pengalaman, wawasannya. Kepercayaan meliputi: watak komunikator seperti kejujuran, ketulusan, moral, keadilan dan kesopanan. Sedangkan dinamisme seperti : bergairah, bersemangat, aktif, tegas dan berani.
Menurut Berlo (1960) sudah jelas bahwa jumlah pengetahuan sumber tentang bahan yang akan disampaikan akan mempengaruhi pesannya. Seseorang tidak dapat berkomunikasi apa yang dia tidak ketahui, seseorang tidak akan berkomunikasi dengan efektivitas penuh bahan isi yang dia tidak ketahui. Sebaliknya, jika sumber mengetahui ”terlalu banyak”, jika ia amat terlalu detail atau khusus ia mungkin dapat berbuat salah bahwa keterampilan komunikasi khususnya digunakan dalam suatu cara yang begitu teknis sehingga menyebabkan pendengar tidak mengerti.
Posisi Peneliti dalam Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah. Posisi peneliti dalam pengembangan inovasi teknologi cabai merah memiliki peranan. Dalam pengembangan inovasi teknologi cabai merah peneliti juga dapat dikatakan sebagai sumber informasi bagi petani (selain penyuluh). Selanjutnya dikemukakan bahwa penggunaan sumber informasi ditentukan oleh berbagai karakteristik, diantaranya: umur, latar belakang pendidikan, jabatan yang berarti pula menunjukkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, memilih media dan memanfaatkan informasi yang diperolehnya. Peneliti dengan karakteristiknya yang berbeda akan berbeda pula dalam memanfaatkan informasi. Disamping itu kegunaan informasi tidak hanya menyangkut topik yang berhubungan, tetapi juga mengenai kualitas informasinya, kemutakhirannya, kepentingan pengguna dan kredibilitasnya. Tingkat kredibilitas sumber informasi sangat tergantung pada tingkat kemanfaatan informasi bagi pengguna, kemampuan memecahkan masalah dan penyampaian yang tepat waktu dan tepat sasaran. Hampir setiap kemajuan suatu penelitian didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Sumber sewaktu-waktu dapat juga menjadi penerima konteks dalam hal ini adalah peneliti satu sisi dia adalah sebagai sumber informasi hasil penelitian bagi petani namun pada suatu sisi lain dia dapat menjadi sebagai penerima pesan yang disampaikan dari petani mengani permasalahan yang dihadapinya dan memerlukan pemecahan dengan segera.
Peneliti harus selalu siap menyediakan informasi tersebut pada waktu tepat.. Peneliti juga harus aktif dan sadar menyampaikan informasi melalui beberapa cara, termasuk pembuatan laporan hasil penelitian yang pada umunya tertulis atau tercetak, mengadakan seminar hasil penelitian, pembicaraan, hadir dalam pertemuan antara penyuluh dan petani agar dapat dijadikan sebagi nara sumber mengenai teknologi yang telah dihasilkan oleh penelitian dan lain sebaginya. Peneliti harus terus meng-up date informasi yang dimilikinya, banyak kiat-kiat yang dapat dilakukan, diantaranya : (1) peneliti harus peka terhadap lingkungannya sehari-hari, (2) peneliti dapat berpikiri kreatif, (3) peneliti harus dapat bertindak produktif (menghasilkan penelitian), (4) peneliti harus memiliki sikap berani mencoba, dan (5) peneliti harus memiliki sikap yang tidak mudah putus asa (Goenadi, 2003).
Dalam kasus pengembangan inovasi teknologi cabai merah peneliti memiliki peranan. Peneliti dituntut untuk bersikap kreatif yang dapat dicirikan dengan tanda-tanda: (1) memiliki rasa ingin tahu yang kuat, (2) memiliki motivasi dan kemampuan tinggi untuk mengenali masalah yang bernilai, (3) kelincahan mental/berpikir dari segala arah, (4) mampu menyatakan idenya secara jelas, (5) mampu menghasilkan ide yang banyak secara cepat, (6) mampu menghasilkan ide yang asli dan tidak lumrah, (7) terbuka terhadap ide-ide orang lain, (8) berani tampil beda daripada orang lain, (9) kemampuan untuk bekerja keras, (10) teguh dalam penyelesaian masalah, (11) ketelatenan untuk melakukan analisis dan eksplorasi, dan (12) perhatian penuh terhadap hal-hal intelektual (Goenadi, 2003).
Selanjutnya Sumarno (2004) menyatakan bahwa ”keberhasilan peneliti bukan ditentukan ditentukan oleh kecerdasannya tetapi lebih oleh ketekunan, kerja keras, persisten/istiqomah dan kemampuan mengkomunikasikan idenya kepada orang lain”. Berlo (1960) mengemukakan bahwa terdapat empat faktor yang menentukan kemampuan komunikator agar ketepatan komunikasi dapat ditingkatkan:
1. Keterampilan berkomunikasi (Communication Skill), yaitu keterampilan berbicara dan menulis agar penerima pesan mampu mendengar dan membaca secara baik dan jelas. Dalam konteks peneliti keterampilan berkomunikasi sebagaian besar adalah melalui tulisan berupa karya-karya ilmiah atau laporan hasil penelitian.
2. Sikap (attitude), yaitu kecenderungan sikap positif atau negatif, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap pesan yang disampaikan, maupun terhadap penerima pesan. Peneliti harus mempunyai motivasi untuk melakukan penelitian demi membantu sasaran (petani) untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat dicapai kondisi yang lebih baik dari sebelumnya
3. Tingkat pengetahuan, yaitu wawasan pengetahuan terhadap persepsi dari pesan yang disampaikan. Peneliti harus memiliki pengetahun yang mendalam mengenai sesuatu hal yang akan ditelitinya dan harus berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh sasaran oleh karena itu sebelumnya perlu dilakukan observasi terlebih dahulu agar diperoleh solusi pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan kondisi yang berlaku.
4. Sistem sosio-kultural, yaitu berkaitan dengan posisi komunikator dalam sistem sosial budaya. Peneliti harus mempertimbangangkan unsur sosial budaya yang berlaku pada masyarakat, artinya penelitian yang dilakukannya dipandang baik bukan hanya dari aspek teknis dan ekonomis saja tetapi juga dari aspek sosio kultur tidak mengganggu atau bertentangan dengan nilai/norma/adat istiadat yang berlaku.
Kredibilitas peneliti sebagai salah satu sumber informasi dalam Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah dapt meningkatkan kualitas dirinya dengan meningkatkan keempat faktor kemampuan komunikator seperti tersebut di atas dan melengkapinya dengan mengikuti pelatihan dan seminar-seminar agar dapat lebih membuka wawasan atau cakrawala pengetahuannya. Peneliti harus menyampaikan informasi hasil penelitian kepada petani berdasarkan data dan fakta yang akurat dan sebenarnya agar dapat menjadi sumber informasi yang kredibel.

MESSAGE (PESAN ATAU INFORMASI)
Isi pesan adalah sebagai materi atau bahan dalam pesan yang telah dipilih oleh sumber untuk mengatakan maksudnya. Isi pesan yang disampaikan meliputi informasi, kesimpulan yang ditarik dan pertimbangan yang diusulkan (Effendy, 1998). Informasi adalah sebagai setiap hal yang membantu seseorang menyusun atau menukar pandangannya tetang alam kehidupan. Dengan kata lain informasi dapat mengurangi keragu-raguan dalam situasi tertentu. Jadi informasi keterangan-keterangan tentang sesuatu yang berfungsi mengurangi ketidakpastian bagi seseorang ( Kincaid dan Schramm dalam Moeryanto, 1996).
Informasi yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah informasi mengenai Inovasi Teknologi Cabai Merah. Pengembangan inovasi teknologi cabai merah adalah merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh BPTP. Cabai merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi pasar yang cukup baik, tingkat lokal, regional maupun internasional, saat ini penyebarannya semakin luas walaupun dengan skala usaha yang relatif kecil. Kondisi ini berdampak kepada in efisiensi penggunaan input dan in konsistensi kualitas dan kuantitas produk. Untuk menanggulangi keadaan tersebut diperlukan berbagai pendekatan, salah satu diantaranya adalah perbaikan manajemen usaha di tingkat petani melalui penerapan inovasi teknologi tepat guna. BPTP Jawa Barat bekerjasama dengan Dinas Pertanian setempat melaksanakan kegiatan pengkajian pengembangan inovasi teknologi cabai merah di salah satu sentra produksi cabai merah di Jawa Barat (BPTP Jawa Barat, 2005).
Berbagai komponen teknologi yang terangkum dalam pendekatan PTT bertujuan untuk memperbaiki sistem usahatani di tingkat petani agar dapat memberikan nilai yang lebih baik namun pada kenyataannya di lapangan perlu dikaji ulang apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh petani. Komponen PTT itu sendiri yang memiliki posisi cukup penting adalah aspek budidaya, penting diperhatikan mengingat budidaya cabai merah adalah sebuah inovasi yang terdiri dari : PEMILIHAN BENIH, Pemilihan benih yang berkualitas merupakan kunci utama untuk mendapatkan hasil yang tinggi. PENYEMAIAN BENIH, Sebelum dilakukan penyemaian, benih direndam dahulu dalam air hangat (50oC) atau larutan Previcur N (1cc/l air) selama 1 jam dengan tujuan untuk menghilangkan hama dan penyakit yang menempel pada benih dan mempercepat perkecambahan. WAKTU TANAM, Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama dalam hubungannya dengan ketersediaan air, curah hujan, temperatur siang/malam, serta gangguan hama penyakit. PERSIAPAN LAHAN, Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan gulma. PENGGUNAAN MULSA, Pemasangan mulsa plastik hitam perak merupakan salah satu usaha untuk mengoptimalkan kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang lebih baik sehingga tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. PENANAMAN, Lahan yang akan digunakan untuk penanaman dibuat garitan-garitan dan diberi pupuk kandang atau kompos dengan dosis sesuai anjuran. SISTEM TANAM, Sistem tanam cabai bervariasi tergantung jenis lahan dan ketinggian tempat. PEMUPUKAN, Pupuk organik baik yang berupa pupuk kandang ataupun kompos memegang peranan yang sangat penting dalam budidaya cabai merah disamping pupuk an organik. PUPUK PELENGKAP, Bio-Fertilizer merupakan salah satu jenis pupuk pelengkap. Terdapat 2 macam Bio-Fertilizer yaitu Bio-Fertilizer tanah/akar dan daun. PENGAIRAN, Cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. PENGENDALIAN GULMA, Gulma merupakan masalah penting dalam budidaya cabai. Tumbuhan pengganggu ini bersaing dengan tanaman cabai. PANEN, Cabai dipanen pada saat buah memiliki bobot maksimal, bentuknya padat, dan warnanya tepat merah menyala (untuk cabai merah) dengan sedikit garis hitam (90% masak).
Aliran informasi berupa teknologi pada Program Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian umumnya tejadi antara pemerintah (BPTP/Balit/Puslit) dengan petani, serta antara petani dengan petani. Berbagai kondisi atau kemungkinan ini dapat terjadi dan sangat dimungkinkan terjadi karena kelemahan dalam proses komunikasi yang ada di era pembangunan pertanian di Indonesia saat ini. Pada dasarnya keadaan-keadaan seperti di atas sangat dimungkinkan apabila terjadi kelemahan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan petani serta dukungan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi pertanian, proses produksi, pengolahan hasil pertanian serta dalam hal pemasaran hasil pertanian.
Adapun metode atau cara penyebaran informasi teknologi pertanian yang biasa dilakukan melalui kegiatan percobaan lapang, ekspose dan demonstrasi teknologi, pelatihan dan sekolah lapang, maupun diseminasi melalui media cetak , siaran radio dan bahkan pernah membuat film semacam film-film dokumenter dalam rangka mensosialisasikan informasi teknologi dalam bidang pertanian (BPTP Jawa Barat, 2005).
Nilai Informasi. Menurut Verderber (1986), informasi atau pesan yangd isampaikan memiliki nilai (Informatif Value), yaitu: Pertama, Kebaruan Informasi. Artinya informasi yang baru cepat diterima dan menarik untuk diketahui, karena sifat baru atau kebaruan adalah sesuatu yang tidak diduga yang menarik perhatian banyak orang. Tetapi kebaruan tentang suatu informasi akan berbeda pada setiap orang. Bagi kasus inovasi teknologi cabai merah dianggap oleh sebagain orang adalah informasi yang terbaru karena mereka belum begitu mnegathui teknologi apa yang paling mutakhir dalam sistem usahatani cabai merah, mereka melakukan usahataninya hanya berdasarkan informasi yang turun temurun belum tahu akan komponen teknologi PTT. Nilai informasi yang kedua, Relevansi Informasi. Relevansi adalah nilai pribadi seseorang yang perlu diketahui dalam melihat informasi. Berkaitan dengan bagaimana banyaknya informasi yang berhubungan dengan minat dan kebutuhan sasaran. Dalam hal ini informasi harus mempunyai nilai penting dan berguna bagi masyarakat khususnya petani cabai merah. Kaitannya dengan kebutuhan masyarakat terutama petani cabai merah adalah bahwa mereka memerlukan teknologi yang tepat untuk meningkatkan kondisi yang ada. Petani akan tertarik dengan informasi yang sesuai dengan kepentingan atau kebutuhannya dan mereka akan mencari lebih jauh mengenai informasi mengenai Inovasi Teknologi Cabai Merah lebih jauh lagi. Selanjutnya nilai informasi yang lain yang ketiga adalah Kreativitas. Penyajian informasi akan bernilai tinggi bila ditulis berbeda dengan informasi yang ditulis oleh pihak lain. Data dan fakta yang akurat, kata-kata disusun dengan baik, dikembangkan secara kreatif, nalar, logis dan sesuai dengan kenyataan yang ada akan lebih dapat menarik perhatian.

CHANNEL (SALURAN ATAU MEDIA)
Seperti yang dikemukakan oleh Berlo (1960), bahwa memilih saluran atau komunikasi yang tepat bukanlah hal yang mudah, karena saluran komunikasi menentukan efekivitas komunikasi. Kehatihatian perlu dilakukan karena setiap sauran komunikasi memiliki kuaitas tertentu dilihat dari segi teknologi, struktur maupun fungsinya.
Salah satu saluran komunikasi yang dapat digunakan untuk mendiseminasikan informasi khususnya mengenai inovasi teknologi cabai merah kepada sasaran adalah media cetak. Media cetak memiliki beberapa keunggulan yang dimilkinya, seperti: bentuknya ringkas, sasaran penerima bisa mengatur sendiri suasana, metode dan kecepatan pesannya, sasaran dapat mengulang-ulang pesan yang belum dipahami dan pesan bisa dibuka kembali bila dibutuhkan.
Pemilihan media cetak leaflet untuk mendiseminasikan inovasi teknologi cabai merah ini dilakukan berdasarkan pada pertimbangan : (1) praktis dan mudah dibawa, (2) pesan dapat disajikan secara populer dan sederhana, (3) dapat dibaca berulangkali sehingga memperjelas dan mempermudah pemahaman terhadap isi pesan.
Peneliti menggunakan media tertulis atau cetak dalam menginformasikan hasil-hasil penelitiannya diantaranya melalui laporan tahunan hasil penelitian atau dalam bentuk tercetak lainnya agar dapat diketahui oleh sasaran khususnya petani cabai merah dan muatan informasinya mengenai teknologi tebaru yang berkaitan dengan pengembangan inovasi teknologi cabai merah.

RECEIVER (PENERIMA ATAU KOMUNIKAN)
Komunikan adalah penerima pesan atau informasi. Karakteristik komunikan sangat beragam dan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Bagaimana dia membuka sandi pesan sebagian adalah ditentukan oleh sikapnya terhadap dirinya sendiri, terhadap sumbernya dan terhadap isi pesan yang disampaikan oleh sumber. Semua hal tentang sikap sumber berlaku juga untuk penerima atau komunikan (Berlo, 1960). Aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dapat diatasi dengan pendekatan komunikasi yang tepat, sedangkan yang lainnya masih diperlukan dukungan semua pihak yang relevan.
Individu bervariasi antara yang satu dengan lainnya, masyarakat di suatu tempat dengan tempat lainnya, maka beberapa variabel yang tidak sama seperti karakteristik dari masing-masing individu, kehidupan sosial di sekitarnya dan lain sebagainya akan berpengaruh terhadap perilaku mereka dan bagaimana menempatkan nilai-nilai yang sudah ada dalam suatu perubahan.

SOLUSI
Peneliti sebagai salah satu sumber yang dapat menyampaikan informasi hasil penelitian dapat disebut juga sebagai sumber informasi harus dapat mempertahankan kredibilitasnya. Mengingat kredibilitas sumber begitu berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi maka sudah barang tentu harus dijaga dan dipertahankan supaya tidak menurun.
Bagaimana Mempertahankan dan Menjaga Kredibilitas Sumber, dapat disajikan sebagai berikut:
Dari segi penyampaian informasi dan efek komunikasinya, menurut hasil penelitian Gillig and Greenwald’s 1974 study :
1. Kredibilitas sumber yang tinggi lebih efektif dari kredibilitas sumber yang rendah dalam menghasilkan perubahan pendapat dengan segera
2. Perjanjian dengan sumber yang kredibilitasnya tinggi mengurangi waktu
3. Perjanjian dengan sumber yang kredibilitasnya rendah tidak melampaui waktu (Tan, 1980).
Dari segi sikap moral perlu juga terus ditingkatkan dalam masyarakat supaya secara hukum formal tidak cacat ataupun terkait dengan pelanggaran norma-norma sosial, yang berlaku di masyarakat . Misalnya pernah dicap oleh masyarakat sebagai orang yang tidak baik atau tidak jujur. Dari segi hubungan dengan masyarakat perlu dibina dengan baik sehingga masyarakat mampu menilai secara objektif tentang sumber komunikasinya. Dari segi kemampuan sumber baik dalam menyampaikan maupun penguasaan materi perlu ditingkatkan sehingga sumber benar-benar menguasai secara menyeluruh tentang topik yang disampaikan. Serta menyampaikannya secara benar ( tidak ada kesalahan ) sesuatu dengan fakta yang nyata dan akurat. Dari segi keahlian sumber, harus latihan secara terus menerus dan dengan demikian maka akan mempunyai banyak pengalaman khususnya dalam bidang penelitian serta tetap memegang unsur-unsur lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sumber informasi yang potensial dapat bersifat individu atau instansi. Instansi atau lembaga seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, media massa, atau instansi yang terkait dengan informasi harus memeuhi syarat-syarat kredibilitas, daya tarik dan kekuasaan.
(a). Orang yang memiliki keterampilan berkomunikasi lebih baik akan lebih didengar daripada yang tidak, sebagai ilustrasi seorang pengacara akan lebih didengar jika dia membuat sebuah pernyataan daripada seorang dokter karena kapasitas pengacara untuk berkomunikasi dianggap lebih baik daripada seorang dokter karena kapasitasnya untu menyembuhkan orang sakit.
(b). Orang yang memiliki sikap positif terhadap dirinya, isi pesan dan penerima pesan akan lebih memungkinkan untuk didengar daripada yang memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri, isi pesan dan penerima pesan. Orang akan lebih menghargai sumber yang menyampaikan pesan dengan sikap yang baik, isi pesan yang memiliki nilai dan menghargai penerima pesan.
(c). Orang yang memiliki pengetahuan lebih luas akan lebih didengar dalam penyampaian pesannya daripada yang pengetahuannya kurang atau terbatas. Sebagai ilustrasi apa yang dikatakan oleh seorang profesor akan lebih didengar daripa da yang dikatakan oleh seorang guru, karena pesan yang disampaikan oleh seorang profesor dianggap lebih kredibel.
(d). Orang yang memiliki status sosial yang dianggap tinggi akan lebih didengar pesan yang disampaikannya daripada pesan ynag disampaikan oleh orang yang memiliki status sosial biasa. Sebagai ilustrasi pesan yang disampaikan oleh seorang ustad atau kepala desa akan lebih didengar daripada pesan yang disampaikan oleh warga masyarakat biasa
Peneliti harus senantiasa menyiapkan teknologi atau informasi terkini yang dibutuhkan oleh petani dalam hal ini adalah teknologi berdasarkan kebutuhan petani. Untuk itu kapasitasnya sebagai seorang petani harus selalu ditingkatkan diantaranya dapat dilaksanakan melalui pengembangan dirinya agar menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya atau kredibel, melaporkan hasil penelitian dengan akurat dan sesuai dengan fakta yang benar.
Fenomena-fenomena yang ada dalam komunikasi dalam hal ini mengenai peranan peneliti dalam pengembangan inovasi teknologi cabai merah yang dianggap masalah mungkin dapat juga diselesaikan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sederhana yang meliputi 5W 1 H (What, Why, Who, Where, When dan How). Alternatif pemecahan masalah yang mungkin dapat dipertimbangkan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. What (Apa) : apa sebenarnya yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi oleh peneliti berkaitan dengan peranannya dalam pengembangan inovasi teknologi cabai merah. Peranan peneliti yang diharapkan adalah yang optimal namun pada kenyataannya masih menghadapi banyak kendala.
2. Why (Mengapa) : perlu dicari apa sebenarnya yang masyarakat harapkan dari pelaksanaan program Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah dan mengapa terjadi masalah. Peneliti masih menghadapi banyak kendala dalam melakukan penelitiannya untuk meningkatkan peranannya karena masih terbatasnya sarana dan prasarana atau fasilitas yang kurang mendukung.
3. Who (Siapa) : mencakup siapa saja yang terlibat pada pelaksanaan Program Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah Masyarakat diharapkan bukan hanya sebagai penuntut tapi berpartisipasi aktif ikut memikirkan solusi/pemecahan terhadap masalah yang ada dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan diharapkan dapat lebih bijak dalam menentukan sebuah kebijakan. Tokoh utama yang difokuskan dalam tulisan ini adalah peneliti. Peneliti harus dapat meningkatkan peranannya untuk dapat aktif bukan hanya dalam Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah tetapi juga untuk aspek yang lain.
4. Where (Dimana) : dimana terjadinya fenomena dapat mencakup tempat atau lokasi dan negara, sebagai ilustrasi di negara yang sedang berkembang dimana kondisi masyarakat dan pemerintahannya yang belum stabil. Dalam hal ini menyangkut peranan peneliti di negara yang sedang berkembang dimana kondisi kehidupan yang masih belum stabil belum cukup mendukung untuk pelaksanaan penelitian yang seharusnya, fasilitas masih kurang memadai.
5. When (Kapan) : menunjukkan waktu terjadinya atau dalam kondisi yang bagaimana, sebagai ilustrasi kondisi saat ini dimana dalam kenyataannya kehidupan rakyat di negara berkembang yang sering terjadinya gejolak akibat kondisi yang masih belum stabil. Peranan peneliti disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat apa yang menjadi prioritas utama kebutuhan masyarakat perlu ditelusuri sehingga penelitian yang dilakukan tidak akan sia-sia.
6. How (Bagaimana) : perlu mencari beberapa alternatif terbaik guna mencari solusi yang sesuai untuk masalah yang ada. Komunikasi yang baik dengan metode dan media yang sesuai dengan kondisi yang berlaku tentu akan lebih bermanfaat untuk tersampaikannya sebuah pesan. Peneliti harus mencari informsi yang aktual mengenai bagaimana caranya menyampaikan sebuah pesan atau informasi mengenai suatu teknologi agar tepat dengan kebutuhan sasaran, sebaiknya dilakukan observasi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan penelitian.


KESIMPULAN

Melalui salah satu Model komunikasi yaitu S-M-C-R peranan peneliti dapat kita lihat posisinya sebagai sumber informasi ke dua di Badan Litbang Pertanian sesudah lembaga BPTP sebagi sumber informasi teknologi pertama. Melalui Model S-M-C-R, maka pemerintah pusat (Badan Litbang Departemen Pertanian) atau pemerintah daerah (BPTP) termasuk aparat peneliti yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber (source) informasi teknologi atau dapat disebut komunikator untuk menyampaikan pesan (message) berupa informasi teknologi dalam hal ini Inovasi Teknologi Cabai Merah yang terangkum dalam paket atau rakitan teknologi yang dikenal dengan istilah PTT (Pengelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu) menggunakan saluran melalui media tertulis atau cetak berupa laporan hasil penelitian kepada penerima (receiver) atau komunikan dalam hal ini adalah petani cabai merah. Sumber komunikasi tidak hanya bersifat pribadi tapi juga dapat mewakili satu lembaga (dalam hal ini peneliti dapat mewakili instansi tempatnya bernaung yaitu BPTP), perkumpulan ataupun instansi termasuk negara. Kredibilitas sumber komunikasi harus dijaga dan dipertahankan supaya secara terus menerus tetap kredibel di hadapan sasaran Menjaga dan mempertahankan kredibilitas lebih sulit dibandingkan dengan awal mendapatkannya karena harapan masyarakat tinggi terhadap sumber sementara hasil kerjanya belum secara pasti Kredibilitas sumber berkaitan dengan banyak aspek. Untuk menjaga dan mempertahankan kredibilitas perlu meningkatkan unsur-unsur kridibilitas dan memerlukan proses dan yang lebih penting adalah bagaimana aplikasi isi pesan yang kita sampaikan. Jadilah sebagai teladan yang siap untuk dicontoh. Sesuai perkataan dengan perbuatan. Peneliti harus dapat meningkatkan peranannya dalam hal ini khususnya dalam Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah dengan menjadikan dirinya sebagi sumber informasi teknologi yang kredibel bukan hanya dalam jangka pendek tetapi juga untuk jangka waktu yang lama dengan hasil-hasil penelitian yang juga kredibel dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Astrid S, Susanto. 1988. Komunikasi dalam Teori dan Praktek:
Komunikasi Pembangunan dan Masalahnya. Penerbit : Binacipta. Jakarta.

Badan Litbang Pertanian. 2002. Membangun Agribisnis Melalui Inovasi Teknologi: Lima Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 1997-2001. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Berlo 1960 Berlo, David. K. 1960. The Process of Communication : An Introduction to Theory and Practice. Holt, Rinehart and Winston Inc. New York.

BPTP Jawa Barat. 2005. Pengkajian Pengembangan Inovasi Teknologi Cabai Merah di Sentra Produksi Kabupaten Ciamis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Effendy, O.U. 1998.Dinamika Komunikasi. Penerbit : PT. Remadja Rosdakarya. Bandung.

Goenadi, D. H. 2003. Kiat Menjadi Inventor Sukses. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia – Asosiasi Inventor Indonesia (Disampaikan pada Acara Orientasi Badan litbang Pertanian Angkatan 2003). Bogor.

Mardikanto, T. 1988. Komunikasi Pembangunan. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

McKee, Neil. 1992. Social Mobilization & Social Marketing (Lessons for Communicator). Southbound Penang.
Melkote, Srinivas R. 2000. Reinventing Development Support Communication to Account for Power and Control in Development dalam Wilkins K G. 2000. Redeveloping Communication for Social Change. Theory, Practice and Power. Rowman & Littlefield Publishers, Inc. New York
Moeryanto, G. M. 1996. Media Komunikasi Radio. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Muhammad, A. 2001. Komunikasi Organisasi. Penerbit :Bumi Aksara. Jakarta.

Rakhmat, J. 1985. Psikologi Komunikasi. Penerbit : Remadja Karya. Bandung

Robbins, S. P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Alih Bahasa : Halida dan Dewi Sartika. Penerbit : Erlangga. Jakarta.

Schramm, Wilbur. 1983. “The Unique Perspective of Communication: A Retrospective View “ dalam ”Ferment in the Field). Jurnal of Communication Vol 33 No 3 (1983).
Subandriyo. 2005. Publikasi dan Persyaratan Artikel Primer Hasil Penelitian (Disampaikan pada Pelatihan Penulisan Ilmiah, Puslitbang Peternakan, tanggal 8-9 September 2005). Puslitbang Peternakan. Bogor.

Sumarno. 2004. Membangun Budaya Berpikir Kreatif, Merespon Masalah Aktual (Disampaikan pada Seminar di Bogor Tanggal 3 Agustus 2004 dalam Rangka Peringatan 30 Tahun Badan Litbang Pertanian). Bogor.

Tan, A. S. 1980. Mass Communication Theories and Research. Grid Publishing Inc. Ohio.

Van den Ban, A. W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Jakarta.

Verderber, R. F. 1989. Communicate! (Sixth Edition). University of Cincinnati. Wadsworth Publishing Company. Belmont. California. A Division of Wadsworth, Inc.

No comments: